Reaksi Publik Atas Kontroversi Al-Quran Langgam Jawa di Istana


Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW di Istana Negara Jakarta, pada Jumat (15/5) malam. Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Alquran, Surah An-Najm 1-15, oleh dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Muhammad Yasser Arafat.

Pembacaan ayat suci ini menuai kontroversi di masyarakat dan banyak diperbincangkan di media sosial. Hal tersebut terjadi karena pembacaan ayat suci tersebut menggunakan langgam (irama) Jawa mirip seperti sinden pada pagelaran wayang. Pembacaan model ini dinilai tidak wajar dan menyalahi hukum tajwid.

Berikut beberapa tanggapan publik di sosial media:

Leo Kusuma
Kontroversi Nuzulul Quran vs Isra'Mi'raj, serta terdengarnya langgam Jawa di Istana Negara bukanlah suatu kejadian kebetulan, melainkan bagian dr suatu persekongkolan tingkat tinggi yg menargetkan Islam. Sebagai saran, mulai sekarang perbanyaklah ibadah dan memohon ampun, selama pintu tobat masih terbuka. Perbaiki ibadah kita, perbanyak amalan, serta meminta petunjuk dan perlindungan kepada Allah Swt.

Saya pernah mengikuti aliran Kejawen selama beberapa bulan yg lokasinya di lereng Merapi. Aliran Islam Kejawen, campur-campur sari antara Islam dan kejawen. Manakala ada bacaan dari Al-Quran, atau berbahasa Arab, dibacakan dlm lantunan Arab. Tetapi manakala kembali ke bacaan dgn tarekat jawa, dibaca kembali ke langgam Jawa. Tiga aliran kejawen di Jogja sama semua, tetapi saya tdk tahu apakah jenis kejawen yg di Istana negara tempo hari.

Kejadian ini ada hikmahnya juga, setidaknya buat saya jadi semakin paham ttg Islam. Mereka memperdaya agama Islam, sesungguhnya sdg memperdaya diri mereka sendiri.

Irham Haros Ilham Azkapradipta 
Sepertinya bukan hanya sekadar pengalih isu, ini adalah bagian dari gerakan Deislamisasi yang SMS; Sistematis, Masif dan ter-Struktur.

Prihandoyo Kuswanto 
Jadi selama ini ajaran menbaca Al Quran dengan tajwid, akan rusak semua nya.

Budi Lestari 
Saya sendiri masih dlm taraf belajar...tp klo qiroah Al Quran dibaca se maunya dia (pake langgam jawa spt asmorondhono) bisa" orang yg seneng lagu dangdut baca AlQuran nya spt dangdutan, blm lg yg suka regge..jazz..apa lg yg seneng ngerep..bisa kacoooo... jadibacalah AlQuran nul karim sesuai dg tajwidnya.

Diah Hartatik 
Astagfirullahal adzim, semakin banyak fitnah thd islam. Apakah ini pertanda kiamat sdh dekat. Hanya berpegang teguh dgn Al Qur'an dan Hadist sbg petunjuk mana yg haq dan mana yg bathil. Semoga Allah SWT melindungi kita semua dari fitnah akhir zaman.

Reni Yulianingsih 
Gagal paham... agamapun dijadikan permainan.. #miris

Ae Budhiyono 
Ironis... acaran peringatan ini dipkai sebagai satu upaya pemasyarakatan kesalah pahaman tafsir dan ilmu Al Quran... dan sebagai satu upaya berusaha menghapus keabadian nya..

Tragis... Sang pembaca berlangam ternyata seorang dosen UIN Sunan Kalijaga jogja... Apakah yg berilmu sudah ikut kebingungan..?

Muktia Farid
Bapakku suka nembang macapat dan nulis sendiri syairnya. Termasuk nembang dandhang gula. Aku pun banyak diajari beliau. Untunge ra dadi sinden :)

Tp ndandhang gula-ke Al-Quran? Walah, mboten lah. Lha pakemnya beda. Rusak nanti hukum tajwidnya. Ngono yo ngono ning ojo ngono.


0 Response to "Reaksi Publik Atas Kontroversi Al-Quran Langgam Jawa di Istana"

Posting Komentar