Perjalanan Mencari Makna Hidup


Masing-masing orang punya jatah anugrah (uang, jabatan, properti, popularitas, sahabat dsb) dan jatah cobaan (kegagalan, musibah, kehilangan dsb). Masing-masing daftarnya spesial dan berbeda-beda satu orang dengan yang lain. Perilaku manusia kadang jadi arogan ketika menerima anugerah, dan frustasi ketika menerima cobaan. Kalo dapat anugrah mereka tiba-tiba merasa pantas mendapatkannya, kalo menerima cobaan mulai menyalahkan Tuhan.

Mengukur keberhasilan hidup dari apa yang didapatkan jadi tidak terlalu relevan, karena jujur saja, banyak anugrah datang yang kita mungkin tidak cukup pantas mendapatkannya. Menurut saya orang yang berhasil adalah mereka yang berhasil menemukan makna dalam hidupnya. Maka menarik ketika anjuran dari Quran tentang masalah ini adalah

قُلۡ ڪُلٌّ۬ يَعۡمَلُ عَلَىٰ شَاكِلَتِهِۦ فَرَبُّكُمۡ أَعۡلَمُ بِمَنۡ هُوَ أَهۡدَىٰ سَبِيلاً۬

Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. (QS Al-Isra : 84)

Setiap orang bekerja sesuai 'syakilah' masing-masing. Jadi daripada sibuk membandingkan jatah kita dengan orang lain, seharusnya kita lebih sibuk bekerja dengan apa yang kita punya dan apa yang kita bisa. Karena hanya dengan terus bekerja kita akan menemukan 'jalan' kita masing-masing dalam kehidupan. Kalo kerja sedikit terus gagal atau bosan kemudian lirik kanan kiri, trus berhenti dan pindah kerjaan, ya susah ketemu 'jalan' nya. Padahal di 'jalan' itulah perjalanan hidup kita menemukan 'makna'.

Menarik menengok ayat berikutnya yang berbicara tentang Ruh (QS Al-Isra, ayat 85).

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُم مِّنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا

Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".

Saya mulai penasaran menghubungkan antara syakilah, yaitu sesuatu khas yang ada pada setiap kita, dengan ruh yang bisa jadi merupakan kunci jawaban dari perjalanan mencari 'makna' tadi. Tapi kata Quran lagi, Ruh itu wilayah pengetahuan Tuhan, dan kita hanya mendapat pengetahuan sedikit tentangnya.

So, tidak ada rumus praktis menemukan 'makna' teman-teman, padahal, sadar atau tidak kita selalu mencari-carinya.

Jadi mau ngga mau ya harus... kerja, kerja, dan kerja... Hingga satu saat di 'jalan' masing-masing, jatah anugrah dan cobaan tadi jadi sebuah untaian kisah nyata, dimana ruh kita akan merajut 'makna' menjadi 'jawaban-jawaban' yang demikian indahnya...

Wallahu a'lam..

United Kingdom, 12/5/2015

(Idham Ananta)


0 Response to "Perjalanan Mencari Makna Hidup"

Posting Komentar