Bantu Rohingya Pencari Suaka, Jangan Tukar Berkah dengan Petaka


Rabu (13/5) kemarin, Presiden ACT Ahyudin menginspeksi langsung kondisi pencari suaka dari Myanmar dan Bangladesh‎ yang terdampar di perairan Aceh Utara.

"Bukan kebetulan, pencari suaka itu terdampar di Aceh. Lihatlah itu dengan mata hati. Setelah Aceh dilanda tsunami, pembangunan besar-besaran pun terjadi di Aceh. Lalu sekarang, ada muncul ratusan orang teraniaya di Aceh. Mereka itu, pembawa berkah, jangan biarkan pergi apalagi disuruh pergi," ungkap Ahyudin, di tengah area penampungan pencari suaka itu, di Pantai Desa Kuala Cangkui, Kecamatan ‎Lapang, Aceh Utara.

Menolong orang-orang yang dizalimi, wajib. Ajaran manapun sepakat, menyelamatkan jiwa itu keharusan kemanusiaan. "Saya bahagia, meski mereka habis berhari-hari berlayar, bahkan baru dipindahkan setelah ditampung di Gelanggang Olahraga Lhoksukon, terlihat sumringah. Itu karena masyarakat khususnya Aceh Utara, menyambut mereka dengan baik. Mereka spontan berbagi apa yang mereka miliki. Yang menyolok, warga berduyun-duyun pakai sepeda motor atau mobil, ke pengungsian mengantar bantuan sporadis," ungkap Ahyudin.

Kehangatan menguar, pengungsi merasa aman, meski duduk berpencaran menikmati udara pantai di tengah keriuhan‎ lalu-lalang pengungsi, pekerja kemanusiaan, dan warga setempat. Ada yang unik, pedagang kecil berdatangan seolah pasar malam. Pengungsi sebagian juga belanja dengan uang recehan. Rupanya ada yang berbagi uang. Tapi tidak merata. Spontan, presiden ACT memborong semua pedagang jajanan dan menyilakan para pencari suaka itu memilih jajanan yang disukainya.

Ahmad Luthfi, pedagang siomay, senang, dagangannya habis. "Masih ada 200ribuan ini, dihabiskan seketika. Alhamdulillah," ujar warga lhoksukon yang berdagang dengan gerobak bermotor. Mi, bakso dan kacang rebus, semua ‎diborong. Beberapa warga spontan menemani para pedagang itu menyiapkan paket-paket kecil dan ikut mendistribusikan ke tiga kelompok pencari suaka: kelompok pria Banglades, kelompok pria Rohingya dan kelompok perempuan dan anak-anak.

"Tadinya mereka di desa saya, di pantai Seneuddon, lalu dipindah ke GOR Lhoksukon, barusan sore ini ke pantai Kuala Cangkui. Saya ingin menyaksikan kondisi mereka. Apa yang bisa saya bantu bersama ACT," ujar Tengku Mahmudi, seorang warga Seneudon, yang mencermati aktivitas tim ACT di hari pertama pencari suaka ini di Kuala Cangkui.

Fenomena Aceh Utara, pertanda bagus. Warga nampak sadar, bagaimana harus bersikap manusiawi. "Pencari suaka itu membawa berkah. Perbaikan Indonesia, benar-benar bermula dari Aceh, dengan kebaikan akhlak warganya. Jangan tukar berkah ini dengan petaka, saat kita mendeportasi pencari suaka yang begitu menderita hidupnya," ujar Ahyudin.

*Foto: Presiden ACT spontan borong jajanan layani pencari suaka di Kuala Cangkui, Aceh Utara. (iqbal setyarso)

0 Response to "Bantu Rohingya Pencari Suaka, Jangan Tukar Berkah dengan Petaka"

Posting Komentar